Enjoy di Jalur Pendakian Bersama Anak-Anak


Hiking Palutungan Gunung Ciremai (untuk pemula)



Usia tak bisa di pungkiri, kekuatan sudah tak sama lagi seperti saat saya tak punya rasa lelah menghadapi berbagai rintangan.
Pembelajaran untuk diri sendiri apakah masih mampu melakukannya, dan juga memberitahu pada anak-anak agar mereka mengerti bahwa seperti ini loh orang tuanya jaman dulu..jangan hanya mendengarkan ceritanya saja, tapi bisa merasakan apa yang ada dalam cerita kami :)

Sehari sebelum hiking kami menginap semalam (camping) di Buper Ipukan, menikmati suasana malam pegunungan yang sangat cerah.
Menyalakan api unggun, ber hammock ria seperti biasanya.


Perjalanan kali ini saya beserta suami membawa dua anak kami untuk hiking di Palutungan (Gunung Ciremai) Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Kami memulai perjalanan dari Buper Ipukan.   

Baca juga : 
- Camping Menikmati Keindahan Alam Di Ipukan (Part 1)
- Camping Menikmati Keindahan Alam Di Ipukan (Part 2)


Hanya hiking saja sekuatnya kami, sambil menambah pengalaman, dan juga untuk mengukur kemampuan kami..masih kuat atau sudah loyo..haha.
Yang pasti sebagai sarana olahraga yang menyenangkan, menyehatkan tubuh dan menghirup udara bersih tentunya.

Entahlah..faktor U (baca : usia) membuat tingkat kekuatiran saya meningkat tajam..hebat ya ??!!!...wewww.
Padahal jaman dulu saya ga ada takutnya..mau pagi siang malam, kemarau hujan gledeg sendirian ditengah hutan, tengah kuburan atau tengah lain nya.

Lanjut cerita hiking...Cape sudah pasti, tapi dibawa enjoy aja karena membawa anak-anak.
Entah kami mengimbangi anak-anak atau anak-anak yang mengimbangi kami,  kami turun naik tidak tau berjalan berapa jauh dan entah dimana, begitu banyak jalan setapak yang entah kemana arahnya, namun kami hanya berusaha mengikuti petunjuk di hutan.
Secara keseluruhan tak ada hambatan..kecuali anak kebelet pengen buang air kecil dan persediaan minum menipis.

Untuk yang baru pertama kali ingin hiking di Palutungan Gunung Ciremai (dan gunung2 lain tentunya), sebaiknya bawalah perbekalan yang cukup, terutama air minum.
Minumlah jika sudah benar-benar haus, jangan sampai kebanyakan minum gak jelas karena perbekalan minum bisa habis dan ingin buang air kecil.
 
Perbekalan bawa secukupnya di tas ransel, seperti jaket, roti atau sejenisnya, baju/celana ganti buat cadangan, obat2an, dll...jangan bawa berlebihan karena akan merepotkan diri sendiri.


 Bawanya cukup segini saja buat anak-anak 
(penampakan anak saya kok seperti tawon yaaa ?? haha)


Yang paling penting menurut saya, pakailah sepatu yang sekiranya paling nyaman dan tidak licin, jangan berpakaian yang ribet.

Sepatu yang saya pakai sepatu bagus dan tidak termasuk yang licin, merk Nike dengan harga lumayan tapi bukan buat hiking dan buat olah raga pun juga bukan.

Lebih pada sepatu kekinian buat gaul di mall..hehe.
Dengan sepatu kekinian itu agak tersiksa juga karena kaki saya tidak tersangga dengan baik.
Kesimpulannya biar sepatu bermerk pun kalau mau hiking ya pakai sepatu hiking donk ah..minimal sepatu kets olah raga...dasar emak-emak harap di maklum tidak punya sepatu hiking donk deh..

Sebelum melakukan perjalanan..banyaklah bertanya pada orang sekitar bagaimana rute dan kondisi di jalur pendakian.
Dan jangan lupa berdoa ya :)

Memang sudah banyak petunjuk, tapi sebagai pemula bisa saja membingungkan karena jalan setapak yang samar dan adanya jalur motor trail yang mungkin membuat kalian bertanya-tanya nantinya.
Inti nya...ingin lewat jalur mana pun, jangan lupa jalur pulang nya..dan berusaha untuk selalu mengikuti setiap petunjuk jalan.
Kalo lupa jalan pulang ?? tips paling mujarab adalah : ga boleh lupa jalan pulang donk ahhh, harus ingat jalan pulang..harus !! huhuhu...ga ngasih solusi banget deh gw.

Pokok nya jangan pernah panik jika merasa nyasar, panik akan membuat kita lupa jalan pulang.

Pengalaman pribadi soal nya..waktu jaman ikut pecinta alam di SMA..saya panitia team sar nya.

Pada acara jurit malam, ada satu perserta yang hilang...panik lah para panitia !
Pembina pengacungkan telunjuknya kesana kemari..kamu ke arah sana ! kamu ke arah situ ! bla3 deh..

Singkat kata saya menuju kearah yang diminta pembina..malam gelap gulita saya berlari kecil sendirian, panik setengah mati..bukan karena saya takut sendirian..tapi takut memikir kan keberadaan si peserta nyasar.

Saya berlari di jalan setapak..sebelah kanan tebing setinggi 2x tubuh saya, di kiri aliran air selebar 1 meter..seperti selokan gitu deh.
Dalam kepanikan....byurrrr !! saya terjatuh ke dalam selokan..setengah kaki kiri masuk ke dalam selokan, dan tumit kanan pun masuk ke dalam selokan..hadeuuhhh mana gelap, dingin..sendiri pula.

Bergegas saya mengangkat kaki ke jalan setapak lagi...akibat jatuh jadi tambah panik..saya berlari kecil lagi sepanjang 20 meter dengan sepatu dan celana yang basah, dan baru menyadari..oalaahhhh saking panik salah arah.
Singkat cerita akhir nya peserta di temu kan pembina..dia salah jalan karena panik jadi tidak melihat petunjuk yang di berikan.


Satu lagi cerita kepanikan, pas jurit malam juga...pada malam itu saya udah sukses jadi pocong menakuti adik kelas, setelah letih berpocong ria..saya serah kan tugas itu ke sesama teman pecinta alam.
Dan saya pun mengontrol daerah pemakaman umum, suasana sepi dan gelap.
Saya jarang bawa senter karena selalu di bekali papa senter nan mempesona besarnya.

Saat akan melangkah saya terganjal gundukan, saya baru tersadar jika gundukan itu adalah kuburan (otomatis saya melihat kebawah...OMG nabrak kuburan !!).

Dan tiba-tiba saya merasa ada bayangan gelap (tepat di depan saya), melihatlah saya perlahan dari bawah ke atas......ooohhh nooooo....aaaaaawwwhhhhhhhhh tidakkkkkkkk !! tidaakkkkkkkkk !!

Seonggok bentuk tubuh manusia namun hitam tam tam tam !! tak berwajah, tepat di depan saya.
Secepat kilat tanpa pikir panjang saya berlari menabrak (kearah bayangan tadi) dan menembusnya, hingga akhirnya tetap melangkahi kuburan, sambil berteriak kencang.

Super mengerikan, saya bisa menembus tubuh hitam itu !!

Mari pakai logika..jika benda hitam itu manusia, maka ketika saya memulai aksi lari pasti bertabrakan dengan si hitam...tapi yang terjadi adalah saya menembus si hitam tadi (yang akhirnya menambah kepanikan saya semakin menjadi).

Lari sekencangnya bak mengikuti kejuaraan Olympiade...daannn...brukkkk !!
Saya meloncat dari atas ke bawah (letak pemakaman ada diatas), ternyata di bawah pemakaman adalah lahan sawah kering.

Jika memakai logika lagi...dari atas pemakaman ke bawah sawah, sama tingginya seperti kita meloncat dari atas genteng rumah dengan kecepatan tinggi..tapi kok saya tidak kenapa-napa ya ??? Ruarrrr biasaaa !! sempat merasa melayang diudara laksana Superman ndeso.

Di sawah itu saya baru tersadar..kemana arah pulang ?? entah lah..saya panik, padahal yang cari jejak untuk jurit malam adalah saya dan teman-teman..bodohnya seketika itu saya lupa tiada tara. Skip.
   
So....kesimpulannya ? sudah jelas...karena panik jadi salah/lupa arah jalan. 

Selesai cerita panik nya, Sekarang waktu nya liat foto dulu yaaa..
(petunjuk jalan saat hiking di Palutungan)
   
 





Saya memulai perjalanan mengarah ke arah jalur pendakian Ciremai.. 
200 meter pertama ke arah atas langsung ngos-ngosan, tenggorokan kering kerontang bak hutan pinus dilanda kemarau berkepanjangan trus terjadi kebakaran hutan..wekkksss.

Kaki terasa berat menyangga tubuh...huhhhh..padahal saya selalu rajin olahraga "MEMBABU"..namanya emak-emak ya olahraganya membabu..beres-beres, bersih-bersih, nyapu, ngepel, nyuci, dll...huehehe, ternyata untuk mendaki tidak cukup dengan olah raga membabu keleussss..

Tapi saya tahan berusaha tidak minum karena perjalanan masih panjang, takut persediaan air habis.  
Inti nya sih mikirin persediaan minum untuk anak-anak..kalau punya saya habis gimana jika persediaan minum mereka habis.

Dan menuju Hutan Pinus !!! Saya merasakan lebih bersemangat, hauspun hilang seketika, saat berada di dalam hutan merasakan suasana hutan yang rimbun, teduh, sejuk...tapi mulai menantang nyali penakut saya.

Mulai saya merasa ada hal-hal yang tak enak, secara di hutan senyap begitu..saya mulai banyak diam, sesekali berselfie untuk menghilangkan perasaan aneh tadi.

 
 


Dan bertemulah kami dengan jalan setapak yang di hiasi bebatuan !! ternyata kaki saya masih sudi berada di pijakannya...walau pun si sepatu kadang tidak bisa diajak kompromi menyan-menyon seperti mulut saya kalo lagi ngambek.

Ingat...banyak jalan setapak yang samar di jalur pendakian...think smart ya...jalur pendakian sudah di buat sedemikian rupa agar para pendaki tidak nyasar...jadi jangan lewat jalan setapak yang samar karena jalur ini biasanya di gunakan oleh penduduk setempat untuk memotong jalan.

 




Hal menyenangkan bagi saya adalah..ketika menemukan tanjakan terjal penuh bebatuan..sungguh tantangan tersendiri berada diantara batu untuk berpijak serta menggapainya satu demi satu..jadi teringat jaman sekolah dulu, waktu ikut pecinta alam sering banget melakukan hal ini.
Beda nya..dulu masih gagah berani, kaga ada takut nya. 
Lahhh sekarang..udah emak-emak loyo maksa berani pula..kasiaaann deh gw !

But..Lakukan ! Jangan takut ! 
Karena ketakutanlah yang membuat orang tidak berhasil.
Berpikirlah dengan logika...mana batu yang di pijak mana batu yang di gapai agar dapat sampai keatas dengan aman.
Bisa aja gw kalo ngomong yeeee...serasa pendaki profesional, padahal sepatu hiking aja kaga punya..kwkw.
Akhirnya menyesal merenungi nasib...pengen beli sepetu hiking biar tampak kekini2an..hohoho #tetepkekinian

 




Setelah entah berapa jauh kami berjalan, kami sempat beristirahat 2x setiap menemukan tempat duduk di tengah hutan yang biasa nya di pakai tempat pendaki beristirahat.

Kami bersantai sejenak di sana, walau pun sebenarnya saya merasakan ada aroma aneh yang bikin tak nyaman di dua tempat yg berbeda tersebut...hmmmm...nama nya juga di tengah hutan.
Tapi entah lahkenapa hasil foto kami disana tampak cerah-cerah saja, padahal saya merasa disana agak sungil atau "keueung" kata orang sunda mah.
Saya tak nyaman..dan segera mengajak suami melanjutkan perjalanan.

So..lupakan saja hal seperti itu jika kalian merasakan hal yang sama..tetap kan nyali jangan pernah ciut..eaaaaaa.




Setelah merasakan letih, kami memutus kan untuk turun kembali, penampakan kami sudah tak karua-karuan kumel, dekil, loyo, lempo, acakadut deh donk.

Satu hal, saya salut dengan anak-anak..mereka enjoy menikmati perjalanan.

Kami menggunakan jalur lain ketika arah pulang, menuju ke perkebunan...Akhir nya merasa kan kembali suasana terbuka nan luas..tapi tak bisa mengurangi penampakan kami yang sudah super kumel.

Disana kami mengamati hasil kebun, seperti daun bawang, tomat, kol, dll....ingin sekali rasanya saya ambil....%#@&^%#@$@ arghhhh lupakan !!




Setelah puas di area perkebunan, kami pun kembali menuju perkemahan.
Dari kejauhan terlihat lembah di sebrang kami sudah di guyur hujan deras...saya merasa curiga hujan akan mendekat pada kami..apalagi mulai terasa setetes dua tetes air menempel di kulit.
 
Benar saja..sebelum sampai ke tujuan tiba-tiba hujan mengguyur lebat, dan kami segera berlari menuju warung langganan kami..disana kami berteduh dengan banyak orang.
  
Alhamdulillah...dalam suasana hujan kami bisa bersantai walau pun harus berdesak-desakkan dengan para abg labil.
.


Keletihan untuk menggapai sesuatu adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.
Ada hal yang tak terbayar oleh apa pun juga ketika suatu pengorbanan membuah kan sesuatu yang bermakna.

Back to nature...banyak hal dapat ditemukan disana, bukan hanya sekedar menikmati kesejukan alam dan hamparan hijaunya, namun terjalin persaudaraan dengan orang yang bukan siapa-siapa, yang mengerti bagaimana menghargai sesama dalam ikatan yang terjalin.





Artikel lainnya (KLIK) :

Traveler (Mountain Climbing) :


Tours (Traveling, Camping, Hiking) :
⏩ Kuliner Bandung : Kedai MeHek, maknyus harga bersahabat !!


Info :
⏩ 6 Tips Aman Persiapan Mendaki untuk Pemula dan Bukan Pemula
⏩ Fenomena Pendaki Kertas di Puncak Gunung 
⏩ Kisah Mistis Saat Pendakian Gunung




Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Enjoy di Jalur Pendakian Bersama Anak-Anak"